PBB ‘gagal lindungi sipil’ Sri Lanka

Image

Perang di Sri Lanka mencabik-cabik keluarga dan menewaskan sedikitnya 100.000 orang.

Laporan internal PBB yang diberikan kepada BBC menyebutkan bahwa badan dunia itu bertanggung jawab atas kegagalan besar untuk melindungi warga sipil pada tahap terakhir perang saudara di Sri Lanka.

Staf senior di ibukota Sri Lanka, Kolombo, tidak menganggap perlu mencegah pembunuhan warga sipil sebagai tanggung jawab mereka.

Laporan menyebutkan para pejabat PBB di New York juga tidak memberikan instruksi bahwa pejabat di lapangan berkewajiban mencegah pembunuhan warga sipil.

Wartawan BBC urusan internasional Lyse Doucet mengatakan isi laporan internal PBB kritis dan terus terang.

“Laporan menggarisbawahi bagaimana PBB tidak mengeluarkan data jumlah korban sipil yang terus meningkat. Jadi dunia tidak mengetahui penuh skala krisis,” jelas Lyse Doucet.

Laporan internal PPB, lanjut Doucet, menegaskan bahwa badan tersebut tahu apa yang terjadi, dan dapat atau seharusnya melakukan langkah-langkah lebih banyak untuk menghentikan apa yang terjadi.

Data pasti

Pemerintah dan Harimau Tamil dituduh melakukan kejahatan perang.

Laporan PBB tersebut rencananya akan diserahkan kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Sejak perang berakhir pada Mei 2009, baik pemerintah Sri Lanka maupun pemberontak Harimau Tamil dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Perang di Sri Lanka diperkirakan menewaskan sedikitnya 100.000 orang.

Sejauh ini tidak ada jumlah pasti warga sipil yang tewas selama bulan-bulan terakhir sebelum perang berakhir.

Penyelidikan PBB mengungkapkan bahwa mungkin saja jumlah warga yang tewas mencapai 40.000 jiwa selama lima bulan terakhir saja.

Data lain menyebutkan jumlah korban tewas jauh lebih besar.